JAKARTA, DIO-TV.COM, Selasa, 27 Februari 2024 - Hak Angket DPR tidak di posisi turunkan makzulkan Joko Widodo, Presiden Indonesia, 2014 – 2024.<br /><br />Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, telah menggariskan misi Hak Angket DPR.<br /><br />Hak Angket DPR, Dewan Perwakilan Rakyat, fokus usut dugaan curang terstruktur sistematis masif yang dicurigai libatkan sumberdaya negara.<br /><br />Hasil Hak Angket DPR berbarengan dengan langkah hukum untuk melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).<br /><br />Demikian siaran pers Prof Dr Todung Mulya Lubis SH LL.M, kuasa hukum Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Senin, 26 Febuari 2024.<br /><br />Ganjar Pranowo dan Mahfud MD diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP).<br /><br />Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).<br /><br />Todung Mulya Lubis menanggapi sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).<br /><br />Dimana tiga partai politik ini, Jumat, 23 Februari 2024, menggelar rapat, menunggu sikap resmi PDIP untuk gulirkan Hak Angket DPR.<br /><br />PKB, Nasdem dan PKS usung Calon Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.<br /><br />PDIP, PPP, PKB, Nasdem dan PKS sepakat gulirkan Hak Angket DPR, usut kecurangan Pemilu Presiden, Rabu, 14 Februari 2024.<br /><br />Lima partai politik ini, mempersoalkan sikap Pemerintah berpihak kepada Calon Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.<br /><br />Hanya karena Calon Presiden, Rakabuming Raka, putra sulung Joko Widodo, Presiden Indonesia, 20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024.<br /><br />Lima partai politik, nilai terjadi anomali klaim kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mesti diusut Hak Angket DPR.<br /><br />Dalam siaran persnya, Todung Mulya Lubis menggarisbawahi pesan Megawati Soekarnoputri, khusus bagi kader PDIP di DPR.<br /><br />Menurut Todung Mulya Lubis, Megawati Soekarnoputri peringatan Hak Angket DPR hanya fokus usut kecurangan Pemilu 2024.<br /><br />Tidak dibelokkan untuk turunkan makzulkan Joko Widodo, Presiden, dari sisi hukum, proses pemakzulan presiden terpisah dari Hak Angket DPR.<br /><br />"Hak angket bukan untuk pemakzulan. Megawati Soekarnoputri tidak ingin pemerintahan goyah sampai 20 Oktober 2024,” kata Todung Mulya Lubis.<br /><br />Megawati Soekarnoputri, menurut Todung Mulya Lubis, telah instruksi para Menteri kader PDIP, agar dampingi Joko Widodo hingga 20 Oktober 2024.<br /><br />Todung Mulya Lubis, meluruskan pernyataan Prof Dr Mahfud MD, keberadaan Hak Angket DPR, langkah awal untuk melakukan langkah politik lanjut.<br /><br />Hasil Hak Angket DPR, menurut Mahfud MD, dapat dijadikan landasan politik pemakzulkan Presiden Joko Widodo, jika memang diinginkan secara politik.<br /><br />"Semua anggota partai politik di DPR punya legal standing untuk menuntut dengan hak angket.” <br /><br />“Sehingga, keliru klaim yang mengatakan kisruh Pemilu 2024, tidak bisa diselesaikan lewat hak angket.”<br /><br />“Bisa, dong!" ujar Mahfud MD, Senin, 25 Februari 2024.***<br />